Semula dianggap bahwa kelompok zat ergastik merupakan hasil metabolisme yang tak terpakai atau cadangan makanan. Dewasa ini diduga bahwa banyak di antarazat ini memiliki keuntungan selektif dalam membuat tumbuhan menjadi pahit atau kuarang enak dan dengan demikian tidak dimangsa oleh hewan. Selain itu, banyak Kristal menghambat serangga untuk memakannya atau bertelur diatasnya. Namun, kebanyakan zat dikenal dlam sayatan histologi belum diketaui susunan atau kegunaannya. Zat ergastik berikut mencakup pati, zat ergastik yang mengandung protein seperti aleuron, badan lipid dan macam – macam kristal.
A. Pati
Pati merupakan zat ergastik yang paling umum. Pati juga menjadi bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Di atas telah diuraikan struktur dan pembentukan butir pati. Butir pati yang dibentuk dalam kloropas selanjutnya dapat terurai dan diangkut dalam bentuk gula ke jaringan menyimpan cadangan makanan untuk kemudian bersintesis kembali dalam amiloplas. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.
Pati yang diperdagangkan berasal dari berbagai organ seperti endosperm biji padi, jagung dan gandum, tapioka dari akar ketela pohon (Manihot utilissima), sagu dari batang pohon sagu (Metroxylon sagu), dan pati irut dari rizoma (Maranta arundinacae). Pati juga digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.
B. Protein
Protein ditemukan dalam berbagai bentuk, terutama pada biji. Di atas telah diuraikan pembentukan butir aleuron. Pada serealia, butir aleuron terdapat dalam lapisan aleuron yang merupakan lapisan sel terluar dari endosperm. Di dalam sel endosperm lainnya terdapat protein amorf.
C. Lipid (minyak, lemak dan malam)
Minyak dan lemak, keduanya gliserida asam lemak, merupakan bahan cadangan penting dalam tumbuhan. Perbedaan antara keduanya disebabkan oleh sifat fisiknya: lemak bersifat padat, sedangkan minyak bersifat cair pada suhu normal. Keduanya paling banyak ditemukan dalam biji dan buah, dan dihasilkan oleh elaioplas atau sferosom. Malam terutama terdiri dari ester asam lemak berantai panjang da alkohol monohidrida berantai panjang. Pada tumbuhan, malam ditemukan sebagai lapisan pelindung pada epidermis batang, daun dan buah. Senyawa lipid lain seperti terpen dan minyak atsiri biasanya dihasilkan oleh jaringan sekresi.
D. Kristal
Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam sel tumbuhan. Pada tumbuhan tinggi, kristal kalsium oksalat paling umum ditemukan. Kalsium karbonat dan kalsium malat agak langka.
Þ Kristal soliter, berbentuk rhomboid, atau seperti prisma
Ditemukan dalam sel daun Citrus, Begonia, Vicia sativa. Drus berupa agregat Kristal prisma dengan ujung – ujung yang runcing dan tajam serta keseluruhannya berbentuk bundar, biasanya berdiameter 5 – 10 µm. Dalam satu sel biasanya hanya ada satu drus. Terdapat dalam daun Datura stramonium dan daun inggu (Ruta graveolens) pada batang Opuntia, ficus-indica, dan pada umbi batang talas (colocasia esculenta).
Kristal pasir adalah kristal berbentuk prisma yang amat kecil dan biasanya ditemukan dalam jumlah besar. Contohnya pada batang sambucus nigra dan daun atropa belladonna.
Rafida adalah kristal panjang dan ramping yang kedua ujungnya runcing. Rafida biasanya dalam berkas dan ditemukan dalam daun Agave, sertadalam daun dan batang Impatiens. Sel yang mengandung berkas rafida dapat berbentuk sama dengan sel di sekelilingnya atau dapat pula berbentuk idioblas, yakni sel yang berbeda dari sel di sekitarnya, misalnya dalam satu sel lender yang panjang. Contohnya adalah bekas rafida dalam sel lendir pada endocarp buah enau (Arenga pinnata). Sel yang mengandung rafida sering tersebar secara kahas dalam tumbuhan dan dapat digunakan dalam taksonomi.
Stiloid adalah kristal berbentuk prisma yang panjang dan kedua ujungnya meruncing seperti bilah. Pada sel, kristal ini ditenmukan secara menyindiri atau berpasangan dalam kelompok kecil. Stiloid kurang sering ditemukan namun, terdapat pada Iridaceae, Agavaceae, dan beberapa family lainnya.
Kristal dibentuk dalam vakuola. Ada atau tidak adanya kristal merupakan sifat yang dapa dipakai untuk mempelajari kekerabatan antara species tumbuhan. Penyebaran Kristal dalam tubuh tumbuhan tidak acak, melainkan terdapat di daerah khusus seperti pada hipodermis, dekat ikatan pembuluh, tersusun dalam deretan memanjang. Pada umumnya Kristal merupakan kalsium oksalat yang terhablur. Kalium karbonat kurang sering ditemukan; contoh adalah krital berbentuk sistolit pada Moraceae, Acanthaceae, Cucurbitaceae dan Urticaceae. Sistolit adalah Kristal yang dibentuk pada penonjolan ramping dari dinding ke dalam lumen sel. Sel yang bersangkutan disebut litosist. Kalsium karbonat ditempatkan pada bagian dinding yang menonjol itu dan dapat berbentuk seperti sekelompok buah anggur seperti yag ditemukan pada daun karet (Ficus elastic).
Selain Kristal yang ditemukan dalam vakuola, ada pula yang tertanam dalam dinding sel atau pada bagian luarnya seperti pada asteroslereid Nymphaea.
E. Silika dan Stegmata
Baik tubuh silika maupuan stegmata (tunggal: stegma) merupakan pengendapan oksida silikon dan lebih umum ditemukan pada monokotil daripada dikotil. Bentuknya amat khas dan seringkali khas bagi familia atau genusnya. Pada Palmaebentuknya seperti topi, pada Heliconiaeceae seperti bujur sangkar, pada Zingiberaceae seperti pasir, pada Cyperaceae seperti kerucut dan pada Poaceae berbentuk amorf. Istilah tubuh silica stegmata. Letaknya tidak acak, sering kali terbatas pada epidermis atau pada jaringan, tepat di luar jaringan pembuluh. Stegmata dan tubuh silika dapat digunakan sebagai ciri dalam taksonomi. Silica dapat pula tersimpan langsung di dalam dinding sel. WORD : GINANJAR (STKIP-PGRI Banjarbaru,, Biologi "08)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar